Situbondo - Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengingatkan kembali bahwa Situbondo pernah jadi saksi sejarah pada tahun 1983 dan 1984. Pada tahun tersebut ada peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia tentang lahirnya penerimaan asas tunggal negara yakni Pancasila.
Hal tersebut disampaikannya pada acara Shalawat Kebangsaan dalam rangka HUT RI ke 80 dan hari jadi Kabupaten Situbondo atau Harjakasi ke 207. Kegiatan ini digelar oleh Pemkab Situbondo bersama Majelis Sholawat Bhening Sukorejo di Alun alun Situbondo. Senin, (18/08/2024).
" Berangkat dari kegelisahan para tokoh agama dan tokoh negara tentang penerimaan Pancasila, hampir elemen bangsa berkonflik dan bertengkar satu dengan yang lain. Lalu, Kiai Asad melakukan tabayun ke presiden waktu itu, " ungkapnya.
Kemudian, lanjut Kiai Azaim, Presiden Soeharto ketika itu ditanya Kiai Asad tentang Pancasila, bahwa Pancasila tidak akan menggantikan agama dan sila pertama adalah sesuai dengan tauhid sebagaimana terkandung dalam surat Al Ikhlas. Maka selesai persoalan setelah klarifikasi Kiai Asad kepada Presiden tentang pengukuhan penerimaan asas tunggal negara tersebut.
Dihadapan jemaah Shalawat Kebangsaan, Kiai Azaim menyinggung angka 80 dan bulan agustus. Menurutnya angka 80 ini angka istimewa karena Kiai Asad wafat sekitar di usia 80 an dan pada tanggal 4 agustus.
" Seakan di hari kemerdekaan, beliau telah purnah mengantarkan negeri yang beliau perjuangkan dengan harapan, tentu, bagaimana anak bangsa ini bisa merawat kemerdekaannya dengan mengisi setiap kegiatan baik dan penuh kesyukuran, " tegasnya.
Diketahui, acara Shalawat Kebangsaan ini sudah sejak lama dirindukan oleh masyarakat, bait bait dan lantunan yang berisi dzikir dan munajat ini ada magnet ketenangan jiwa bagi yang menjiwainya, ditambah lagi, acara ini tambah sakral dengan mengenang jasa para pejuang dan pahlawan.
Turut hadir dalam acara ini, ulama karismatik di tapal kuda yakni KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dan para habaib, Habib Muhammad, Habib Ali, serta para tokoh lainnya, KH Al Ma’i Sufyan, Jajaran Forkopimda, Kapolres Situbondo bersama Dandim Situbondo.