Di tengah meningkatnya kecemasan masyarakat atas kehadiran PT KEI yang dinilai mengancam kelestarian laut dan daratan Kangean, !GESLIM menginisiasi sebuah langkah spiritual besar: Munajat Akbar Kangean.
Kegiatan ini menjadi wadah persatuan seluruh elemen masyarakat untuk menyampaikan penolakan tegas, sekaligus memohon perlindungan kepada Allah SWT agar tanah dan laut leluhur tetap terjaga dari segala bentuk eksploitasi.
Munajat akbar tersebut akan dilaksanakan pada:
Kamis, 20 November 2025
Pukul 14.00 WIB
Alun-Alun Kecamatan Arjasa
Acara ini akan dihadiri oleh berbagai aliansi masyarakat, komunitas pemuda, tokoh agama, dan organisasi sosial yang selama ini berdiri di garis depan memperjuangkan keselamatan lingkungan serta hak-hak masyarakat Kangean.
Isu yang berkembang di tengah masyarakat semakin menguat dan tidak dapat diabaikan:
Masyarakat Kangean menolak PT KEI beroperasi di laut maupun di darat.
Penolakan ini bukan muncul tanpa alasan. Warga melihat adanya ancaman serius terhadap ekosistem laut, tergerusnya ruang hidup nelayan, serta kekhawatiran terhadap dampak sosial dan lingkungan jangka panjang yang dapat mengancam masa depan Kangean.
Dalam penyampaiannya, Lora Yaqin menegaskan bahwa langkah spiritual ini merupakan bagian dari perjuangan masyarakat untuk mempertahankan hak hidup di tanah leluhur mereka.
“Munajat ini adalah suara hati masyarakat Kangean. Setelah berbagai upaya dialog ditempuh, kini kami mengetuk pintu langit. Kami memohon pertolongan Allah agar tanah dan laut leluhur ini dilindungi dari ancaman dan ketidakadilan, termasuk dari operasi PT KEI,” ujarnya.
Melalui munajat ini, masyarakat berharap agar ketegangan dapat mereda, suara rakyat semakin diperhatikan, dan keputusan yang berpihak pada keselamatan lingkungan dapat segera terwujud.
Munajat Akbar Kangean bukan sekadar doa, tetapi pernyataan persatuan, bahwa Kangean bukan hanya wilayah melainkan identitas, sejarah, dan amanah besar yang harus dijaga bersama.